“Sejauh mana kita dah all out untuk survive dalam jalan ni, ke selama ni kita bernasib baik je? Sebab tu kita still ada sekarang.” Kata Kak A dalam muqadimmahnya. Wow, that’s a deep statement.
Tahun demi tahun Allah masih memilih kita, tapi adakah perasaan dan sumbangan kita terhadap jalan dakwah ini juga semakin bertambah. It’s amazing how para sahabat without fail memberikan momentum dan semangat jihad yang sama dalam setiap peperangan. Semua pun berebut-rebut nak memberikan yang terbaik demi perjuangan Islam. Xde sesaat pun yang diorg rasa lemau or lali dengan perjuangan yang x Nampak penghujungnya, bahkan mereka lebih mengganas ibarat seekor singa yang sedang lapar. Sesungguhnya iman merekalah yang menyahut setiap Rasulullah, bukan sekadar jasad.
“Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu itu), mereka berkata, ”Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”
(33.Al-Ahzab:22)
Betapa Allah menyingkap kisah-kisah yang lebih membuktikan kehebatan para sahabat Rasulullah SAW terutamanya melalui kisah perang Ahzab. Sebuah peristiwa yang menguji setiap sisi keimanan mereka kepada Allah. Di saat mereka dikepung dari hadapan, belakang, kanan dan kiri oleh pihak musuh, hanya langit tempat mereka meraih secebis sinar harapan. Hanya Allah jualah yang mampu mengeluarkan mereka dari situasi yang menyesakkan dada hingga ke tengkorokan.
Ternyata Tuhan mereka ingin mendidik mereka supaya mempunyai jiwa yang besar hingga mampu melahirkan satu OBSESI yang tiada tolok bandingnya. Dan itulah rahsia terbesar para sahabat. Mereka memiliki obsesi yang tinggi terhadap Allah sehingga yang lainnya kelihatan kecil di mata mereka. Di saat Allah dan Rasul menjanjikan kemenangan, merekalah orang yang pertama-tama meyakini perkara itu walaupun kelihatan mustahil untuk mereka memiliki kemenangan itu.
Mungkin kurangnya kita bukan sebab Rasulullah xde zaman kita, or bukan sebab Al Quran x sampai kepada kita, dan sudah pastinya bukan sebab generation gap. Tapi sebab kita xde obsesi. Paling-paling pun kita ada kesukaan sementara, tapi tu pun disalurkan kepada dunia semata2. Dan yang paling menyedihkan kesukaan jahiliyyah kita hanya menguntungkan geng-geng jahiliyyah. Kita kerahkan tenaga, masa, harta, jiwa kita untuk kesukaan2 kita. Mungkin dah sampai masa untuk kita channelkan kesukaan tu menjadi obsesi yang benar. Bukan lagi kesukaan2 yang bersifat sementara ibarat kita meminati drama dan lagu yang akan bersilih ganti.
Kemenangan islam masih jauh dan Ustaziatul Alam tu bayang-bayang pun x nampak lagi, sebab tu lah penting untuk kita develop obsesi terhadap Allah, dakwah dan islam ni. Supaya kita boleh sustain and maintain di sepanjang perjuangan ni. Knowing the fact yang Rasulullah sendiri pun dah wafat waktu Islam menguasai dua pertiga dunia, which means he did not get to see the results of all his hard work, but he did it anyway. He gave the best out of himself for the ummah. All of him. Sama la macam kita, there’s no guarantee that we can see that victorious moment for islam, we might even be dead by then. But the obsession will push the best out of ourselves. The most important thing is for us to mould the next generation in having the same obsession for Islam. It takes a lot of hard work but it’s possible.
-Untuk tsabat hati dan jasad, kita perlu kerahkan semua keringat-
No comments:
Post a Comment